Berlainan dengan study doktoral di tanah air, di Jerman mahasiswa doktoral langsung konsentrasi pada penelitian disertasi semenjak hari awal. Oleh Anang Widhi Nirwansyah.

Slot resmi gacor Nyaris 4 tahun sejak kehadiran saya ke Eropa, ke sebuah negara yang populer dengan industri otomotif yaitu Jerman. Semenjak kecil tidak pernah tebersit untuk meneruskan study sampai ke tingkatan doktoral apa lagi keluar negeri. Tetapi, panutan dan tempaan dari bapak ibu yang mengajari mengenai keutamaan pendidikan tersebut yang bawa saya ke penjelajahan study dengan ke sana. Ditambah, saat kuliah S1 Pendidikan Geografi di Kampus Negeri Semarang, pengalaman akademis dan penelitian saya terasah. Seterusnya dengan bekal kemauan dan doa, saya memperoleh peluang meneruskan study S2 Rencana dan Pengendalian Pesisir di Fakultas Geografi, UGM satu tahun sesudah usai sarjana. Sampai sekarang ini, saya dengan status sebagai tenaga pendidik di Kampus Muhammadiyah Purwokerto.

Slot resmi indonesia Singkat kata, saya memperoleh beasiswa LPDP untuk program doktoral di Jerman di Institute of Geography, Faculty of Mathematic and Alami Science, University of Cologne. Pada tempat ini juga saya merangkap jadi Research Assistant untuk cartography, and geospatial data processing di sejumlah project riset terutama yang berkaitan kebencanaan.

Untuk penelitian S3, saya konsentrasi pada eksploitasi peristiwa banjir pasang (rob) di pantai utara Jawa dan efeknya pada tempat produksi garam tradisionil. Dalam masalah ini saya tertarik dengan pendayagunaan tehnologi geospasial dan mengombinasikan dengan info warga untuk mengenali implementasi ekonomi pada landscape tambak garam.

Untuk saya ini sebagai pengalaman baru meneruskan study di luar negeri. Meskipun begitu, dengan bekal pengalaman lakukan penelitian kerjasama dengan pusat riset di Jerman saat study S2, minimal memberikan deskripsi berkenaan harapan saat lakukan study di Jerman, dan disupervisi oleh profesor Jerman yang populer sulit.

Disamping itu, masalah bahasa baik di universitas dan setiap hari membayang-bayangi saya waktu putuskan ambil penawaran profesor yang menuntun penelitian saya sekarang ini. Awalnya juga saya sudah coba keberuntungan dengan mendaftarkan ke sejumlah universitas lain terhitung di Inggris, Belanda dan Jepang.

Penelitian semenjak hari awal
Berlainan dengan study doktoral di tanah air, di Jerman, mahasiswa doktoral langsung konsentrasi pada penelitian disertasi semenjak hari awal ataupun lebih dikenali istilah doctoral by research. Tentu saja secara lebih dulu penajaman proposal penelitian bersama doctoral commitee yang berisi beberapa profesor dari 1 ataupun lebih kampus.

Karena study saya membutuhkan data lapangan, sesudah enam bulan di Jerman saya telah diberi ijin untuk ambil data lapangan di sentral produksi garam di Jawa Barat. Seterusnya, saya berpindah ke pemrosesan data terhitung replikasi dan pemodelan. Di antara itu meng ikuti international konferensi untuk merepresentasikan progress riset.

Oh iya, sebagai info, study di Jerman pada intinya dijamin negara. Tetapi, kita cukup bayar semester ticket yang meliputi ongkos transportasi (bis, kereta) dan ongkos kemahasiswaan.

Study bersama keluarga
Bawa keluarga saat study jadi rintangan tertentu. Ditambah, saya baru sukses ajak anak dan istri berusia setahun sesudah memperoleh apartemen yang penuhi syarat. Di Köln, mendapat apartemen untuk keluarga yang sesuai anggaran hebat susah sampai saya harus cari tempat ada di kota kecil Bergheim, yang memiliki jarak sekitaran 25 km dari Köln. Kota ini ada ditengah-tengah di antara Köln dan Aachen dan masih tetap dapat dijangkau dengan kereta cepat atau komuter.

Oh iya. Sepanjang study, transportasi public saya digratiskan untuk lingkup satu bundesland atau negara sisi. Disamping itu, diakhir minggu atau hari liburan kartu semester ticket dari universitas bisa juga dipakai untuk satu bagian keluarga. Beberapa anak juga tidak harus bayar ticket saat jalanan dengan bis atau kereta.

 

Categories: My Blog